Adapun marga Rangkuti, berkembang selain secara individual, juga berkembang memakai marga lain:
- Mardia
- Parinduri
Kedua-duanya tetap mengakui mereka berasal dari Rangkuti sebagai marga Induk. Kenapakah terjadi hal demikian? Hal itu disebabkan sesuatu yang bertalian dengan keadaan mereka sendiri. Ingat timbulnya nama yang dinamakan sesuatu sebagaimana diuraikan dalam permulaan tulisan ini. Setelah lahirnya marga Nasution yang berasal dari SIBAROAR-Sutan Diaru pada generasi ke-V dari kalangan mereka tampillah seorang yang bernama Shang yang Dipertuan Raja Siantar berarti setelah XI generasi sesudah Rangkuti dan Marga Pulungan di Mandailing. Tatkala Shang yang Dipertuan Hutasiantarlah dijemput secara adat seorang marga Rangkuti ke Runding untuk memegang adat yang dinamakan “SUHU” artinya yang memegang tali-paruntunnya Adat di Hutasiantar, Biasanya Suhu itu dari barisan Mora (Hula-hula) dan Benar bahwa Rangkuti adalah Mora Nasution.Sesudah Hutasiantar, diberikan kedudukan Adat serta diberi tanah untuk perusahaan mereka yang terletak diantara Hutasiantar dengan Pagaransigatal . Karena Rangkuti ini memegang Suhu adat, sedangkan Raja sendiri tidak boleh semena-mena berbuat kepada rangkuti ini, maka dalam bahasa daerah Mandailing kepada mereka harus mardia-di, lalau akhirnya mereka ini dinamakan Mardia sehingga marga merekapun menjadi marga Mardia dan tanah yang diberikan kepada mereka ini sampai sekarang dinamakan Padang Mardia. Dimana saja kampung dan Kerajaan marga Nasution yang berasal dari Hutasiantar, maka dikampung tersebut harus tetap ada marga Mardia dan kedudukan mereka sebagai potensial kekuatan potesil kekuasaan adat Raja dan masyarakatnya. Selain Mardia adapula yang menjadi marga Parinduri, juga berasal dari Rangkuti.
-------------------------
Artikel terkait:
2 comments:
Sebenar nya aku marga mardia dan tarombo kami pun mardia...tp ayah ku karna punya ayah angkat marga nasutuin berubah la kami jadi nst...tp di setiap acara keluarga kami tetap di panggil mardia
Mardia ngon jia dei kahanggi
Post a Comment