Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah seorang Raja yang arif dan bijaksana yang memiliki kesaktian mandraguna yang tiada tanding di seluruh mandailing. Ia tinggal di Desa Hutalobu atau yang sekarang kita kenal dengan Desa Aekmarian, di tepi Siantona kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal. Raja ini memiliki seekor harimau yang di jadikan sebagai tunggangannya kemanapun ia pergi. Tetapi walau pun ia sakti ia tetapi tidak sombong, konon cerita itulah sebabnya ia digelar sebagai Datu Janggut Marpayung Aji.
Raja Datu Janggut memiliki putri yang sangat cantik jelita, yang bernama Bujing Janggeas. Apabila sang Putri sedang memakan daun sirih akan tampaklah warna kemerah-merahan mengalir di kerongkongannya. Kecantikan Bujing Janggeas pun sudah tersohor kemana-mana. Sehingga banyak anak-anak Raja yang datang bertandang ke Rumah Bujing Janggeas, bermaksud untuk meminang Sang Putri, namun Bujing Janggeas selalu menolak lamarannya. Sehingga pada suatu hari datanglah Datu Tolpang untuk melamar Sang Putri, Lalu datanglah Bujing Janggeas untuk menyambut kedatangan datu Tolpang. Datu tolpang heran mengapa Datu Jangggut seperti biasa, “Adindaku Bujing Janggeas dimana tulangku berada, mengapa Dia tidak menyambutku seperti biasa”Kata Datu Tolpang.”Oh Ayah sedang pergi ke Rao untuk melihat Kerbau-kerbaunya yang sedang mandi”Kata Bujing Janggeas.
“Wah, ini kesempatanku yang sangat bagus untuk mencuri Kitab-kitab Pusaka milik tulangku Datu Janggut yang berisi Ilmu Kesaktian Yang tidak boleh diajarkan kepada orang lain, selain keturan Datu Janggut”Kata Datu Tolpang. Lalu Bujing Janggeas Pergi kedapur untuk memasak makanan untuk mereka bertiga dengan Duma yang sedang berda di belakang Puri, Lalu diam-diam Datu Tolpang masuk kedalam bilik (Kamar) tempat-tempat benda pusaka milik Datu Janggut. Lalu perasaan datu janggut tidak tenang lalu Datu Janggut ke Huta Lobu, lalu Datu Tolpang masuk ke Pagu, setelah Datu Janggut samapai dengan nada marah, Datu Janggut Berkata:”Wahai Datu Tolpang Pulannglah ada sesuatu yang terjadi yang tidak baik yang menimpa keluargamu (meninggal dunia)” Setelah kabar itu Datu Janggut juga pergi melayat ke Roburan Dolok untuk mengunjungi Datu Tolpang, Lalu Datu Janggut Berkata:”Wahai Sahabatku Sabarlah”. Mendengar perkataan Datu Janggut tersebut Datu Tolpang merasa tersinggung.
Pada suatu hari Bujing Janggeas pun hilang dibawa orang Bunian atau Jin ke Tor Dolok Sigantang. Karena sudah tidak tahan dengan kelakuan Datu Tolpang, akibatnya Datu Janggut marah kepada Datu Tolpang. Pada hari itu Datu Tolpang melemparkan lesung dan ditangkis oleh Datu Janggut dengan Indalu. Sehingga menyebabakan sebuah danau di Purba Julu, Datu Janggut mengutuk Datu Tolpang dengan berkata:”Barang siapa Boru Lubis asli keturunan Datu Tolpang, tidak boleh lewat dari huta lobu (Aekmarian). Apabila dilanggar sering terjadi perceraian.
0 comments:
Post a Comment